Di sebuah sekolah yang cukup terkenal di daerah Bekasi, SMP Negeri 1 Tambun Selatan namanya, sunyi tampak dari siswa yang sedang mengerjakan soal-soal ulangannya. Ada pula yang berisik karena sedang tidak ada guru di kelasnya, ditambah lagi dengan siswa yang iseng melempar segumpal kertas kepada siswa yang lainya. Tapi ada yang tampak berbeda dari kelas 8J yang baru saja diberi sebuah tugas dari guru BP mereka .
Bel istirahat berbunyi, siswa-siswi segera berlomba-lomba menuju ke kantin dan membeli berbagai macam panganan yang tersedia di sana. Penjual-penjual kantin yang tadinya diam terbawa suasana sekolah yang sepi, sekejap kebanjiran pesanan dari para siswa-siswi. Lain lagi dengan penjual siomay yang ngantuk karena semalaman membuat siomaynya yang tiba- tiba sibuk dengan para pembelinya
Beberapa anak siswa kelas 8J lekas membeli makanan dan minuman lalu kembali ke kelas untuk membicarakan tugas yang baru diberikan oleh guru BP mereka.
“Tugas BP yang tadi gimana, Tom ?” ujar Yorga yang di juluki Rasta Maniak di kelas, karena kecintaannya terhadap musik regae.
“Tugas kita kan, menyanyikan sebuah lagu dari sebuah band, nah jadi kita harus nentuin terlebih dahulu lagu apa yang bakal kita nyanyikan, gitu ngerti nggak !” kata Tomy dengan suara yang gagah.
“Gimana kalau lagu dari Peterpan yang judulnya….hemm…. apa, ya ? Bintang Di Surga, nah gimana, ok nggak ?” suara Satrio yang memotong pembicaraan antara Tomy dan Yorga.
“Apaan sih lu, Sat ngikut aja !” Abi angkat bicara.
“Iya Sat, usul sih usul, tapi bisa nggak lu nyanyiinnya” kata Izul sedikit kesal.
Seorang siswa datang sambil membawa kentang goreng yang dibumbui dengan bumbu keju dan sedikit saos. Dari kejahuan terlihat rambutnya yang keriting seperti vokalis band Nidji ‘Giring’, siswa itu bernama Alim.
“Hai Bro boleh gabung, ngak ?” Alim bertanya.
“Boleh dong ini kan menyangkut tugas kita bersama !” sorak Abi sambil mengambil beberapa potong kentang goring kepunyaan Alim. Siswa yang lain ikut mengambil beberapa potong kentang goreng yang baru di beli oleh Alim.
“Hai jangan diambil semua, gue kan lapar !” Alim merespon karena kentangnya diambil oleh yang lainnya.
Mereka segera mendiskusikan lagu apa yang bakal dinyanyikan nantinya. Alim memberikan saran untuk mennyanyikan lagu dari band Nidji.
“Ah sama aja lu kaya rambut lu Lim !” Yorga menyinggung.
“Kan cuma saran Yor !” Alim berkomentar.
“Eh udah gitu aja marah,” Izul meleraikan Alim dan Yorga.
“Lagunya Netral aja yang judulnya Pertempuran Hati !” Abi menyarankan.
“Abi… itukan lagunya ngerock banget dan juga beatnya cepat banget ditambah melodi gitarnya yang susah ditiru karena memakai efek tersendiri” Satrio mengingatkan.
“Oh bener juga lu Sat, aku lupa kalau itu lagu bergenre rock…” Abi lupa.
Mereka terdiam sejenak sambil memikirkan lagu apa yang bakal di nyanyikan, dengan segera Tomy memulai pembicaraan lagi.
“Ku Yakin Cinta lagu yang dimiliki oleh D’Cinnamon !” Tomy memulai pembicaraan.
“Emang kenapa Tom ama lagu itu ?” Izul bertanya.
“Soalnya itu lagu udah sering gue dengar, musik dan liriknya mudah di hafalkan ditambah lagi gue bisa main melodi gitarnya” Tomy menjelaskan.
“Macan dah Tomy, jadi kapan kita latihannya dan masing – masing dapat tugas apa dalam menyanyikan lagu ini ?” Satrio bertanya.
“Aku drum akustik, soalnya ini lagu kan juga akustik” Abi mengambil tugasnya.
“Gue yang nyanyi, soalnya suara gue yang paling bagus !” ujar Yorga.
Serentak yang lain menyoraki Yorga dengan rasa kesal.
“uuuuuuu… sok bisa lu Yor !” Alim dengan rasa kesal.
“Eh enggak percaya nih dengar, ‘No woman no cry, oh…no woman no cry’ tuh bagus kan pada ngak percaya sih” Yorga bicara.
“Emang Rasta Maniak gelagatnya gitu !” Izul menyinggung.
Mereka pun membagi tugas satu sama lain sesuai dengan keahlian mereka masing – masing, Tomy sebagai Gitaris, Yorga sebagai Vokalis, Abi sebagai Drummer Akustik, Izul sebagai Pemain Kecrekan, Alim sebagai Backing Vokal dan Satrio kebingungan karena dia belum mendapatkan tugas.
“Eh gue jadi apa ?” Satrio bertanya.
“Semua udah penuh, tapi masih ada yang kosong !” Tomy mengingatkan.
“Apaan tuh Tom ?” Satrio bertanya.
Tomy berfikir sejenak*****
“Gimana kalau lu jadi Jogeters Sat, ok kan ?” Tomy memberi saran.
“Jogeters, apaan tuh Tom ?” Abi bertanya.
“Itu loh orang yang tugasnya menari di panggung !” Tomy menjelaskan.
“Enak aja lu Tom, emang gue apaan ?” Satrio marah.
“Iya Sat, cocok tuh apa lagi ditambah dengan badan lu yang kurus itu !” Alim ikut-ikutan meledek Satrio.
“Kaya cacing kepanasan !” Abi menambahkan.
“Ngak Sat cuma bercanda kok, lu jadi Vocal oceh !” Tomy meredakan suasana.
“Oke deh” Satrio mengerti.
“Jadi latihannya kapan dan dimana ?” Izul bertanya.
“Di rumah lu dah Tom !” Yorga menyarankan.
Mereka setuju untuk latihan di rumah Tomy besok, sepulang dari sekolah. Setiap anggota membawa alat musik sendiri-sendiri, tapi ada tugas tambahan yang diberikan kepada Abi, yaitu membawa gitar untuk nantinya dipakai oleh Tomy untuk latihan, karena gitar milik Tomy sudah rusak, yang sebelumnya pernah terhempas di lantai rumahnya. Abi harus membawa gitar tersebut besok, agar dapat segera dipakai untuk latihan.
Keesokkan harinya Abi tidak lupa membawa sebuah gitar ke sekolah, untuk dipakai latihan sepulang dari sekolah nantinya. Sesampainya di sekolah Abi segera memberikan Gitar tersebut kepada Tomy untuk dicoba dan disetel senar-senarnya.
“Assalammualaikum, nih Tom gitarnya, dicoba sekalian disetel ya !” Abi mengingatkan.
“Yoi…Bi” Tomy meyakinkan Abi.
“Bi…nanti yang bawa gitarnya Satrio aja ya, soalnya nanti akau pulangnya pake ojek, ok Bi !” Tomy memberitahu Abi.
Tet…Tet…Tet… Bel pulang berbunyi mereka pun segera bergegas menuju rumah Tomy untuk latihan.
“Ayo Zul, cepat nanti kita telat datang !” Abi mengingatkan.
“Iya sabar Bi, kita naik apa nih Bi ?” Izul Bertanya.
“Naik angkot aja, kan murah tuh” Abi memberikan saran.
“Ayo kita cabut !” Izul lagi.
Mereka berdua segera naik ke angkot yang langsung menuju ke jalan kompas.
“Zul, panas nih !” Abi mengeluh.
“Sama” Izul ikut mengeluh.
Tiba-tiba…..
“Stop… kiri depan Bang !” Izul menyuruh Bang angkot untuk berhenti.
“Nih uangnya Bang” Izul memberikan uang kepada Bang angkot.
“Eh…uangnya kurang dek !” Bang angkot meminta uang lagi.
“Yah…Si Abang tau juga, nih uangnya, Makasih ya Bang !” Izul memberikan uang lagi kepada Bang angkot.
Mereka segera menuju rumah Tomy.
“Nah ini rumah Tomy” Izul memberitahu kepada Abi yang baru pertama kali ke sini.
“Assalamualaikum” Abi memberikan salam.
“Walaikumsalam, langsung masuk aja” Tomy menjawab dari dalam rumah.
“Yang lain belum datang Tom ?” Abi bertanya.
“Belum, kita main PS aja dulu” Tomy menyarankan.
“Hore – hore main Gitar Hero ya Tom !” Izul memberikan saran.
“Ih Izul, kaya baru baru pertama main PS aja !” Tomy menyinggung.
Baru saja bermain PS, tak lama Satrio datang dengan mengendarai sepeda jadulnya, sambil membawa sebuah gitar.
“Assalamualaikum” Satrio memberi salam.
“Walaikumsalam, langsung masuk aja Sat !” Tomy menjawab.
“Ikutan main boleh ngak ?” Satrio bertanya.
“Nggak boleh… nggak boleh !” Abi dengan keras.
Satrio terdiam….
“Nggak kok Sat Cuma bercanda, tapi per menitnya Rp.5.000 !” Abi bercanda lagi.
“Gila – gila aja lu Bi !” Satrio meledek Abi.
Tak lama setelah itu, terdengar suara motor Alim yang datang bersama dengan kakaknya, Lukman yang tingkah lakunya sama – sama aja.
“Hai Bro pie kabare ?” Alim menyapa teman – temannya.
“Eh salam dulu, baru masuk !” Tomy mengingatkan.
“Sorry, lupa Tom, Assalamualaikum !” Alim memberi salam.
“Apa kabar Bro ?” Lukman bertanya kepada Tomy.
“Baik – baik aja” Tomy menjawab.
Ketika mereka sedang asik bercengkrama, terlihat dari kejahuan sebuah motor Mio modifikasi yang sebagian badannya berwarnakan bendera Negara asal musik regae, itulah Yorga Si Rasta Maniak yang paling sering terlambat, kalau ada kegiatan sepulang sekolah, karena ia harus mengantarkan nyonya besarnya ( teman perempuannya ) pulang terlebih dahulu.
“Assalamualaikum, sorry gue telat” Yorga mengakui kesalahannya.
“Dah langsung masuk aja !” Tomy menyuruh Yorga untuk segera masuk.
“Eh ada Lukman, Apa kabar ?” Yorga bertanya.
“Baik” Lukman menjawab.
“Dah, ayo semua langsung ke kamar gue di atas keburu sore nih !” Tomy mengingatkan.
Mereka semua segera naik ke atas, sesampainya di kamar Tomy.
“Eh…. bau apaan nih ?” Izul berkomentar.
“Sorry gue kentut !” Lukman memberitahu.
“Tut….” Alim kentut juga.
“Wah, dasar kakak adek kelakuannya sama aja” Satrio meledek.
“Aduh kamar gue jadi bau, ayo semua keluar dulu” Tomy merespon karena kamarnya jadi bau.
“Ada gas beracun” Abi menghimbau kepada yang lainnya.
Tak lama setelah bau itu hilang mereka kembali masuk.
“Lim bawa kecrekannya nggak gue minjem !” Izul meminjam kecrekan milik Alim yang sudah dijanjikan sebelumnya.
“Nih” Alim meminjamkan kecrekannya kepada Izul.
“Ayo latihan 1 2 3” Satrio memberi aba – aba kepada teman – temannya untuk memulai latihan.
Setelah cukup lama berlatih perut terasa lapar, maka Satrio meminta izin kepada Tomy untuk keluar mencari kudapan untuk disantap.
“Tom, aku keluar dulu ya cari makanan, lapar nih !” Satrio meminta izin kepada pemilik rumah.
“Ya udah” Tomy memberikan izin kepada Satrio.
“Sat, tunggu gue ikut” Alim ikut-an lapar.
“Lim, bareng !” Lukman ikut – ikut-an.
Mereka segera keluar rumah sambil mencari makanan.
“Makan apa nih ?” Alim bertanya.
“Bakso aja Lim !” Lukman memberikan ide.
“Eh, tuh ada tukang bakso, Bang sini Bang !” Satrio dengan suara yang keras memanggil Si Abang.
Setelah gerobak itu mendekat ternyata bukan tukang bakso melainkan tukang sate, Satrio segera mengambil kembali kata – kata yang tadi ia katakan.
“Bang, ngak jadi deh Bang !” Satrio dengan perasaan malu.
Alim dan Lukman tertawa, melihat apa yang telah Satrio lakukan barusan.
“Ha….ha….hah Satrio….., mata lu kabur kali !” Alim meledek.
“Sat, kalau bangun tidur jangan lupa matanya di bersihin, kalau ngak ya gini deh jadinya” Lukman ikut meledek Satrio.
“Iya – iya tadi gue salah liat” Satrio membela diri.
Setelah itu mereka menemukan tukang bakso yang sebenarnya.
“Nah, ini baru tukang bakso Sat” Lukman kembali meledek Satrio.
“Iya gue tau” Satrio membalas.
Mereka makan di sana, setelah selesai, mereka segera kembali ke rumah Tomy. Sesampainya di rumah Tomy, Alim dan Lukman segera menceritakan kejadian yang baru saja terjadi. Mereka yang mendengarnya menjadi tertawa dan tertawa lagi.
“Sat, lu pikir itu tadi tukang apa, kok bisa sampai salah !” Yorga menyinggung.
“Untung Abangnya ngak marah Sat !” Izul ikut menyinggung.
Suasana kembali mereda seperti awal, karena sudah sore mereka memutuskan untuk mengakhiri latihan pada hari itu.
“Eh, latihannya udahan ya, dah sore tuh !” Tomy mengingatkan.
“Iya Tom, dah cape nih” Abi mengeluh.
“Ok, kita akhiri latihan sampai di sini !” Satrio dengan tegas.
Mereka segera turun ke lantai bawah dan bersiap untuk pulang ke rumah masing – masing.
“Tom, gue pulang ya !” Yorga pamit kepada Tomy.
Alim dan Lukman tidak pulang melainkan main dulu ke rumah Yorga tetapi mereka tidak tahu jalan ke rumah Yorga dari arah sini. Mereka segera meminta bantuan kepada Satrio yang mengetahui jalan ke rumah Yorga.
“Sat, lu di depan pimpin jalan” Alim meminta pertolongan.
“Lewat jalan yang cepat aja Sat !” Lukman mengingatkan.
“Baik bos !” Satrio membalas.
“Yuk semua kite cabut dulu, jangan kangen ya !” Salam dari Lukman untuk yang lainnya.
Abi dan Izul belum pulang karena dari sini ke jalan raya cukup jauh. Tomy segera mengambil keputusan untuk mengantar mereka pulang.
“Bi… tunggu sini bentar ya, gue ngantar ni anak pulang dulu” Tomy meminta izin kepada Abi untuk mengantarkan Izul pulang.
“Okey” Abi membalas.
“Dah Abi” Salam hangat dari Izul.
Sekitar sepuluh menit kemudian, Tomy datang dan siap untuk mengantarkan Abi pulang.
“Ayo Bi naik” Tomy dengan segan.
“Ngak bayarkan Tom ?” Abi bertanya.
“Ngak Bi gratis !” Tomy menjawab.
Tomy dengan cepat bergegas mengantarkan Abi pulang, tapi Tomy hanya mengantarkan Abi sampai jalan baru, maklum rumah Abi lumayan jauh dari sini tepatnya di Cikarang Barat.
“Bi sampai sini aja ya” Tomy mengakhiri perjalanan.
“Yoi, Thanks ya Tom !” Abi membalas.
“Hati-hati Bi !” Tomy mengingatkan.
“Yoi” Abi membalas perkataan Tomy.
Abi segera naik bis ukuran sedang untuk menuju rumahnya di Cikarang Barat yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari sini.
Hari-hari berlalu, hari itu datang dimana anak-anak 8J akan mempersembahkan tugas mereka. Ada kelompok yang menampilkan pujian-pujian, puisi, dan menyanyikan sebuah lagu. Tomy, Yorga, Satrio, Abi dan Izul menunggu giliran mereka untuk maju mempersembahkan tugas mereka.
“Abis ini giliran kita ni Yor !” Tomy dengan yakinnya.
“Udah, yang penting kita siap dulu” Yorga menghimbau kepada yang lain.
“Semuanya berdoa dulu biar lancar” Abi menyarankan.
“Berdoannya dalam hati masing-masing” Satrio ikut menyarankan.
Setelah berdoa Tomy kembali memastikan anggotanya sudah siap sedia.
“Semua sudah siap ya !” Tomy memastikan.
“Amin” Semua serentak.
Bu Siti guru yang paling muda di SMP Negeri 1 Tambun Selatan yang berfrofesi sebagai guru BP memanggil kelompok Tomy untuk maju ke depan.
“Kelompok Tomy ayo maju” Bu Siti memanggil kelompok Tomy.
“Semua siap” Tomy kembali memastikan kelompoknya.
“Siap Tom” Yorga mewakili anggota lainnya.
“Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarohkatu, kami akan mempersembahkan lagu dari grup band D’Cinnamons yang berjudul ‘Ku Yakin Cinta’, inilah persembahan dari kami !” Satrio mempersembahkan kelompoknya.
Ku dapat mencari satu alasan
Menepis semua keraguan
Di dalam hatiku ini
Benarkah bahwa cinta mampu mengobati
Segala rasa sakitku ini
Inginku percaya.. Ingin ku percaya
Kau bilang cinta selalu mengerti
Kau bilang cinta tak salah
Kau bilang cinta saling percaya
Aaa ouuuu..
Ku kira ku takkan mampu sadari
Ketulusan cinta yang sempurna
Di balik semua kekurangan ini
Namun denganmu ouwoo..
Ku tahu cinta kan
Mengobati segala hampa hatiku ini
Kini ku percaya… Kini kupercaya
Ku yakin cinta selalu mengerti
Ku yakin cinta tak salah
Ku yakin cinta kan saling percaya
Aaa.. Oouu..
Yakinlah cinta selalu mengerti
Yakinlah cinta tak salah
Yakinlah cinta kan saling percaya
Aaa.. Oouu..
“Terima kasih, Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarokatu” Satrio mengakhiri tugas kelompok mereka.
Setelah mereka mempersembahkan tugasnya ada berbagai macam komentar dari anggota mereka masing-masing.
“Tom, kayaknya enakkan di rumahmu nggak berisik” Abi berkomentar.
Yang lainnya setuju dengan opini yang disampaikan oleh Abi.
“Iya gue setuju” Alim setuju dengan opini Abi.
“Udah nggak biarin aja, yang penting kita udah berhasil” Yorga mengakhiri.
“Akhirnya selesai juga !” Izul senang.
“Oh ya, Bi Thanks gitarnya, nih gue kembaliin !” Tomy mengembalikan gitar pada Abi.
“Sama-sama Tom, makasih” Abi berterima kasih kembali.
Bahwa dalam kenyatannya hanya sahabatlah yang mengerti dirimu dan hanyalah kita yang memiliki sahabat yang dapat saling menghibur, membantu dan menemani, maka janganlah kamu pernah melupakan sahabatmu yang berada dimana saja baik yang jahat maupun yang baik, mereka pasti nantinya dapat membantu kita di suatu masa kelak.
Maka janganlah lupakan persembahan dari para sahabatmu.
ABI RAFDI PRADANA MURAD DAN SAHABATKU DIMANA SAJA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar